Sebuah pepatah pernah berkata bahwa
Jangan menilai seseorang dari cover nya saja tapi nilai lah orang dari isi
perilakunya. Ya mungkin pepatah ini
memang pernah benar di zaman ketika semua orang berpikir lewat mulut dan
berbicara lewat otak. Tetapi otak bukan lah sistem yang telah terinstalasi
dengan baik adanya seperti processor di laptop atau computer melainkan otak itu
terinstalasi lewat perjuangan keras sebagai manusia yang berpikir secara bebas
dari aturan dan berwujud dalam pengalaman sehari-hari, Ilmu Pengetahuan yang di
doktrinkan maupun sebuah petualangan
yang unik yang dialami Sehingga system otak kita itu dapat sedikit demi sedikit
mengembangkan system otak kita yang masih original dulunya.
Dalam paradigma otak kita selalu
berpikir dan menghina seseorang gelandangan ataupun seorang anak jalanan.
Mengapa ?? Ya pastinya itu semua karena system dalam otak kita telah
terinstalasi sebuah system yang mengatakakan bahwa gelandangan dan anak jalanan
itu sampah masyarakat atau apalah sebutan nya yang selalu bersifat kotor,
semberaut atau bahkan brandal. Hal-hal itu muncul karena paradigm kita emang hampir
belum biasa berpikir secara bebas dan hanya mengikuti tradisi-tradisi saja. Sebagai
contoh nya adalah saya sendiri. Ketika seseorang menegur aku dengan sajak
kreatif dan berkata bahwa penampilan ku seperti gelandangan dan anak jalanan
yang hidup nya bergantung pada segenggam uang receh.Ya Sungguh sajak yang menyakitkan jika aku
berpikir dengan perasaan ku dan mulutku sebagai pria yang tumbuh diantara tumpukan uang-uang
receh tersebut.
Satu periode pemikiran yang telah
ditanam oleh orangtua ku bahwa semua tumpukan duit kertas yang ada adalah milik
orangtua ku yang telah berekspresi dengan baik dan aku hanya seorang pengemis
dari tumpukan kertas itu . Layaknya seorang pengemis yang meminta-minta duit
untuk memenuhi sejengkal perutnya begitu juga lah aku yang hanya meminta
tumpukan kertas itu untuk memenui sejengkal perut ku bukan memenuhi sejengkal
langkah kaki ku.
Ya
secara prinsip hal ini sangat bertentangan dengan banyak prinsip orang lain
sehingga Terkadang aku bingung menjalani hidup ini dengan diri apa adanya dan
kreatifitas besenandung dengan bebas diantara tumpukan nada-nada dan
kertas-kertas kosong yang siap untuk diisi oleh pikiran yang bersifat menentang
semua system dan tradisi-tradisi yang terinstalalsi dengan baik adanya. Tapi
aku berkata dan meneguhkan teman-teman semua yang hidup di jalanan dan diantara
tumpukan-tumpukan receh untuk berani membebaskan diri anda dari rasa risau atau
pilu dengan semua sajak itu karena kembali ke prinsip awal kita Bongkar lah
tradisi-tradisi yang telah terinstal
dengan seni kebebasan berekspresi tanpa merugikan orang lain.
Terimakasih (Guido Purba)
Terimakasih (Guido Purba)
0 komentar:
Posting Komentar