Sabtu, 16 November 2013

MENIKMATI HIDUP SEBAGAI SEORANG PECINTA SENI JALANAN


Sebuah pepatah pernah berkata bahwa Jangan menilai seseorang dari cover nya saja tapi nilai lah orang dari isi perilakunya. Ya mungkin  pepatah ini memang pernah benar di zaman ketika semua orang berpikir lewat mulut dan berbicara lewat otak. Tetapi otak bukan lah sistem yang telah terinstalasi dengan baik adanya seperti processor di laptop atau computer melainkan otak itu terinstalasi lewat perjuangan keras sebagai manusia yang berpikir secara bebas dari aturan dan berwujud dalam pengalaman sehari-hari, Ilmu Pengetahuan yang di doktrinkan  maupun sebuah petualangan yang unik yang dialami Sehingga system otak kita itu dapat sedikit demi sedikit mengembangkan system otak kita yang masih original dulunya.
Dalam paradigma otak kita selalu berpikir dan menghina seseorang gelandangan ataupun seorang anak jalanan. Mengapa ?? Ya pastinya itu semua karena system dalam otak kita telah terinstalasi sebuah system yang mengatakakan bahwa gelandangan dan anak jalanan itu sampah masyarakat atau apalah sebutan nya yang selalu bersifat kotor, semberaut atau bahkan brandal. Hal-hal itu muncul karena paradigm kita emang hampir belum biasa berpikir secara bebas dan hanya mengikuti tradisi-tradisi saja. Sebagai contoh nya adalah saya sendiri. Ketika seseorang menegur aku dengan sajak kreatif dan berkata bahwa penampilan ku seperti gelandangan dan anak jalanan yang hidup nya bergantung pada segenggam uang receh.Ya  Sungguh sajak yang menyakitkan jika aku berpikir dengan perasaan ku dan mulutku  sebagai pria yang tumbuh diantara tumpukan uang-uang receh tersebut.
Satu periode pemikiran yang telah ditanam oleh orangtua ku bahwa semua tumpukan duit kertas yang ada adalah milik orangtua ku yang telah berekspresi dengan baik dan aku hanya seorang pengemis dari tumpukan kertas itu . Layaknya seorang pengemis yang meminta-minta duit untuk memenuhi sejengkal perutnya begitu juga lah aku yang hanya meminta tumpukan kertas itu untuk memenui sejengkal perut ku bukan memenuhi sejengkal langkah kaki ku.

 Ya secara prinsip hal ini sangat bertentangan dengan banyak prinsip orang lain sehingga Terkadang aku bingung menjalani hidup ini dengan diri apa adanya dan kreatifitas besenandung dengan bebas diantara tumpukan nada-nada dan kertas-kertas kosong yang siap untuk diisi oleh pikiran yang bersifat menentang semua system dan tradisi-tradisi yang terinstalalsi dengan baik adanya. Tapi aku berkata dan meneguhkan teman-teman semua yang hidup di jalanan dan diantara tumpukan-tumpukan receh untuk berani membebaskan diri anda dari rasa risau atau pilu dengan semua sajak itu karena kembali ke prinsip awal kita Bongkar lah tradisi-tradisi yang telah terinstal  dengan seni kebebasan berekspresi tanpa merugikan orang lain.

Terimakasih (Guido Purba)

0 komentar:

Posting Komentar

 

UMAKA UNSOED

Unit Kegiatan Mahasiswa Katolik UNSOED

UNSOED

UNIVERSITAS JENDRAL SOEDIRMAN PURWOKERTO