Organisasi Mahasiswa, pada dasarnya
terbagi menjadi 2 (dua) kelembagaan, yaitu Lembaga Legislatif yang bertugas
sebagai pengawas jalannya kerja-kerja organisasi (fungsi kontrol) dan membuat
undang-undang yang berhubungan dengan dinamika kampus dan Lembaga Eksekutif
yang menjalankan seluruh kerja-kerja organisasi.
Badan Eksekutif Mahasiswa Pertanian
merupakan ujung tumbak dalam menjalankan segala aspek ke tata pemerintahan dan
penyampain aspirasi masyarakat pertanian.
Dalam tugas nya sebagai BEM maka keberadaan BEM seharusnya mempermudah
kerja birokrat dalam fungsi bantuan koordinasi, fungsi pencitraan
Universitas/kampus dan fungsi bantuan Administrasi, Sedangkan dalam tugasnya
sebagai perwakilan masyarakat pertanian seharusnya mempermudah masayarakat
pertanian dalam fungsi aspiratif; Berperan sebagai penampung dan penyalur
aspirasi atau keinginan Mahasiswa UNSOED, fungsi advokasi; Jika terdapat
Mahasiswa yang mempunyai permasalahan kesulitan membayar SPP/ penangguhan,
permasalahan akademik, transparansi pendanaan kemahasiswaan dan peran lembaga
dalam memperjuangkan hak-hak Mahasiswa, fungsi koordinasi; Menjadi tempat
berkoordinasi dan komunikasi berbagai kepentingan UKM Unsoed dan jembatan
antara aspirasi Mahasiswa dengan pihak REKTORAT dan fungsi katalisator,
inisiator dan fasilitator seluruh Mahasiswa pertanian UNSOED bukan hanya
sebatasa lembaga keungan bagi HIMA/UNIT di kampus Pertanian.
Sebagai Badan Eksekutif Mahasiswa di
peguruan tinggi dan menaungi element yang berada di kampus pertanian juga
memiliki jalur koordinasi dengan DLM dan HIMA/UNIT. Untuk menjaga kestabilan dan kebijakan yang
sepihak hendaknya element tersebut dapat bekerja sama dalam pengambilan
keputusan, baik berupa pengambilan keputusan maupun dalam pencapain visi dan
misi presiden yang nanti nya akan terpilih.
Keterlibatan dari HIMA/UNIT ini
sangatlah penting dalam pencapain peranan dan fungsi Badan Eksekutif mahasiswa.
Karena pada setiap unit Kegiatan Mahasiswa memiliki keahlian khusus juga visi
dan misi yang berbeda tetapi seyogyanya semua UKM tersebut memiliki tujuan yang
sama dengan Badan eksekutif mahasiswa yaitu menjujung almater fakultas
pertanian baik di dalam universitas maupun diluar universitas. Jika hal ini
dapat tercapai maka akan terbentuklah pemerintahan mahasiswa yang ideal.
Dengan bekerjasama dengan HIMA/UNIT
tersebut maka Badan Eksekutif Mahasiswa setidaknya akan terasa mudah dalam
pencapaian tujuan yang akan dicapai baik berupa kegiatan olahraga dibantu oleh
UOR, seni dibantu oleh BEZPER, dakwah di bantu oleh GAMAIS, kerohanian
kristiani dibantu oleh UKK, jurnalistis dan pers mahasiswa di bantu oleh AGRICA,
wirausaha di bantu oleh BIWARA, Mahasiswa pecinta Alam difasilitasi oleh CHARYA
BUANA, pengetahuan bahasa inggris dibantu oleh SEGA, dan pengetahuan tentang Klinik
tani dapat dibantu oleh UKT serta Hima-Hima jurusan yang berfungsi untuk
mewadahi dan memberi pelatihan dengan semua mahasiswa pertanian berdasarkan
jurusan nya baik HIMAGROTEK dengan mahasiswa Agroteknologi, HIMASAE dengam
mahasiswa Agribisnis, HIMAGRITA dengan Mahasiswa D3 Agrobisnis, HIMATETA dengan
mahasiswa teknik pertanian, HIMASELA dengan mahasiswa sumber daya lahan DAN
HIMAGREEN dengan mahasiswa teknologi pangan. Selama ini jalur ini lah yang
belum pernah di tempuh oleh Badan Eksekutif Mahasiswa. Sebagai pemerintah
hendaknya BEM dapat menjaga semua ini agar terjadi keseimbangan sosial dan juga
menghilangkan kepentingan golongan yang menjamur dalam tubuh kepemerintahan
kampus pertanian. Kampus kita adalah kampus demokrasi bukan kampus otoritas,
kampus muslim, kampus kristiani maupun kampus kominis. Dalam pengambilan
keputusan semua harus dijalur musyawarah dan menjaga kebersamaan. Tidak ada yang merasakan kerugian dalam
pengambilan keputusan tersebut.
Kepentingan golongan yang menjadi
permasalahan bagi politis kampus dan menjadi wacana tuntutan bagi seluruh
politisi kampus, bahwasanya di Badan Eksekutif Mahasiswa telah ada keterlibtan
golongan yang berperan penting dalam kebijakan pemerintahan mahasiswa yang
belum tau kebenaranya. Tapi hal ini juga harus kita tanggapi karena kita belum
mengetahui apakah semua ini merupakan skenario atau permainan politik yang di
perankan oleh pihak yang tidak menginginkan segala kebijakan yang di keluarkan
pemerintah mahasiswa. Ataupun ini memang benar adanya. Jadi sebagai Badan
Eksekutif mahasiswa hendaknya segera mengambil kebijakan untuk perbaiki citra
dan nama baik agar masyarakat pertanian tidak terprovakasi oleh segala hal yang
belum jelas kebenaranya.
Oleh
sebab itu, kita sebagai masyarakat pertanian harus berani bersuara, bergerak
dan bersatu untuk mewujudkan BEM Pertanian yang ideal itu bukan hanya asyikk
dengan dinamika HIMA/UNIT nya masing-masing tanpa peduli dimana dan bagaimana
keadaan BEM KEMA Faperta yang sebenarnya.
Kita harus mengetahui terlebih dahulu bahwasanya
mahasiswa bukanlah boneka atau siswa biasa. Berbicara tentang Mahasiswa berarti
berbicara tentang salah satu elemen penting dari bangsa ini. Begitu banyak
catatatn sejarah ditorehkan oleh mahasiswa dalam perjalanan panjang pergerakan
di negeri ini. Yang menjadi pertanyaan selanjutnya, apakah mahasiswa yang
dikatakan sebagai agen perubahan dan kaum yang kritis mau terjebak oleh
pihak-pihak tertentu yang ingin membuat kita sebagai mahasiswa menjadi boneka
yang mau diapakan semau mereka? Pertanyaan itu hanya kita yang bisa menjawab
sebagai seorang mahasiswa.
Menjadi
mahasiswa adalah sesuatu yang tidak mudah, namun tidak perlu dipersulit.
Terkadang kita menganggap bahwa mahasiswa harus demo anarkis. Ada pula yang
beranggapan bahwa mahasiswa haruslah jarang masuk kuliah dan lebih mementingkan
organisasi. Menurut pandangan saya, semua itu tidak ada yang totally true, dan
tidak ada pula yang totally wrong. Hidup ini penuh pilihan dan setiap pilihan harus
memiliki skala prioritas dan akan disertai dengan berbagai trade off dan
konsekuensi. Begitu pula dengan pilihan untuk menjad mahasiswa.
Mahasiswa
adalah Agen Perubahan. Kita sebagai mahasiswa sudah selayaknya mampu melakukan
perubahan dalam 3 tahap. Yang pertama perubahan untuk suatu hal tersulit
diubah, yaitu diri pribadi. Memang lebih mudah untuk kita mengubah orang lain
dibanding dengan melakukan perubahan untuk diri sendiri. Hal ini disebabkan
kita akan lebih subjektif dalam menilai diri pribadi dan selalu lebih mudah
melihat kelebihan yang ada dibanding kekurangan kita. Dalam konteks mahasiswa,
hal terpenting yang perlu diubah adalah cara pikir kita. Cara pikir kita tidak
bisa lagi seperti anak SMA. Kita tidak bisa berpikir apa yang harus kita lakukan
sekarang saja.Namun Mahasiswa seyogyanya memiliki pola pandang maju ke depan,
namun tetap mampu menganalisis dan mempertanggungjawabkan apa yang telah
dilakukan ,serta mengetahui dengan jelas apa yang harus dilakukan kini.
Perubahan yang dapat dilakukan mahasiswa adalah perubahan melalui komunitas
atau organisasi. Bukan mahasiswa namanya kalau tidak aktif dalam komunitas atau
organisasi. Jika seseorang mengaku mahasiswa namun hanya datang ke kampus untuk
masuk kelas, lalu pulang lagi ke rumah, tanpa ada aktivitas organisasi atau
sosialisasi yang cukup, maka jangan mengaku sebagai mahasiswa. Begitu pula
sebaliknya, jika kita mengaku sebagai mahasiswa namun hanya berkutat dengan
organisasi namun lupa akan tanggung jawab akademik seorang mahasiswa, jangan
menggolongkan diri kita sebagai mahasiswa. Kembali lagi kepada perubahan yang
dapat kita lakukan melalui organisasi. Perubahan tersebut dapat memberi dampak
yang luar biasa bagi kita, mahasiswa lain, dan juga masyarakat luar. Contonya
saja, jika kita melakukan kritik terhadap kebijakan kampus yang mencederai kita
sebagai mahasiswa, maka kemungkinan besar, kita dapat mengurangi pihak-pihak
yang merasa dirugikan. Sudah tidak zaman nya lagi kita hanya duduk diam di
kelas dan menutup telinga kita terhadap segala hal-hal bising di sekitar kita.
Salam
Mahasiswa Pertanian, Salam Perubahan!!!
D’jaep
0 komentar:
Posting Komentar